Foto: Ketua Aliansi Mahasiswa Peduli Indonesia (AMPI NTB), Rahmat Jayadi
Mataram, tujuhdetik.com - Ketua Aliansi Mahasiswa Peduli Indonesia (AMPI NTB), Rahmat Jayadi mengajak seluruh komponen masyarakat untuk memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan MotoGP Mandalika 2025. Dukungan tersebut, menurutnya, dapat diwujudkan melalui kontribusi nyata dalam menjaga kondusifitas wilayah, sehingga para wisatawan yang datang ke Nusa Tenggara Barat merasa aman dan nyaman selama berwisata.
Ia menegaskan, kehadiran wisata di NTB diharapkan tidak hanya menjadi ajang hiburan semata, tetapi juga membawa berkah bagi pelaku usaha kecil menengah (UMKM). Dengan meningkatnya kunjungan wisatawan, terbuka peluang bagi masyarakat untuk menggerakkan roda perekonomian, sekaligus menciptakan kesempatan investasi yang lebih luas, baik dari dalam maupun luar negeri, demi memajukan Provinsi NTB.
Lebih lanjut, Ketua AMPI NTB menyebut bahwa kondusifitas keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) akan menjadi barometer utama bagi wisatawan maupun investor untuk datang dan menanamkan modal di daerah ini.
“Kondisi yang aman dan damai akan berdampak langsung pada terbukanya lapangan pekerjaan di berbagai sektor. Karena itu, saya berpesan kepada para pemuda sebagai generasi emas bangsa untuk terus meningkatkan kompetensi, berani bersaing di era global, dan berperan aktif dalam menjaga Kamtibmas,” ujarnya.
Sebagai bentuk kontribusi nyata, Mantan Ketua Umum Badko HMI ini menekankan pentingnya sinergi antara pemuda di tingkat desa dan kelurahan dengan kelompok mahasiswa. Menurutnya, kolaborasi tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga keamanan, sekaligus mempromosikan potensi wisata daerah. Dengan demikian, wisatawan yang hadir di ajang balap internasional MotoGP juga akan terdorong untuk mengunjungi destinasi-destinasi unggulan di NTB.
Selain itu, putra asli NTB juga mengingatkan pentingnya penggunaan media sosial secara bijak. Dirinya mengajak mahasiswa, kaum milenial, generasi Z, civitas akademika, hingga masyarakat sipil untuk bersama-sama menolak penyebaran berita hoaks yang dapat merusak kondusivitas daerah.
“Literasi digital, etika komunikasi, dan semangat kolaboratif harus kita kedepankan agar citra NTB tetap positif di mata wisatawan dunia,” tutupnya. (Red)
0 Komentar